Ini postingan pertama blog ini. Tentu setelah didesak untuk menuliskan pengalaman kami berdua yang telah mengunjungi beberapa tempat baik di Indonesia maupun di luar Indonesia. Tidak banyak, tapi kami berharap pengalaman ini tidak hanya disimpan sendiri namun bisa dibaca banyak orang dan mampu memberikan informasi bagi yang membutuhkan.
Postingan pertama kami akan coba bercerita mengenai perjalanan kami ke Seoul, South Korea.
Bulan April 2016, ketika itu salah satu teman kami yang memiliki usaha biro perjalanan menawarkan tiket pesawat maskapai AirAsia PP Jakarta - Seoul Rp. 3.080.000,- per orang. Tentu saja saya girang bukan main. Apalagi hampir semua orang yang mengenal saya adalah si Istri yang hobi nonton Drama Korea dan tahu berita - berita seputar KPOP. Baik artis - artisnya, lagu - lagunya apalagi gosip - gosipnya. Dan dengan reputasi seperti itu tentu saja tawaran ini adalah tawaran yang melemahkan iman dan sudah dinanti - nanti. Tapi ada dua opsi yang harus dipilih. Apakah Autumn November 2016 atau Spring April 2017.
Ujung - ujungnya galau karena dua - duanya menawarkan view yang tidak mungkin bisa didapat di Indonesia. Dedaunan merah maroon - kecoklatan, kuning dan oranye atau bunga - bunga cantik berwarna pink dan magenta - ungu. Dua - duanya memiliki daya tarik dan tantangan serta keindahan tersendiri. Kebayang kan betapa indahnya kalau dapat kesempatan berfoto dengan latar belakang pepohonan yang kekuningan di musim gugur atau latar bunga - bunga cherry blossom yang cantik nan aduhai.
Akhirnya kami bersama tiga orang teman lainnya memutuskan untuk memilih Autumn November 2016. Karena mayoritas dari kami ingin merasakan cuaca di negara bukan tropis. Yah paling tidak 10 derajat celcius atau lebih rendah dari itulah. Tapi tentu saja alasan ternorak kami adalah keinginan untuk berfoto - foto ria di berbagai spot yang (istilah kekiniannya) instragamable dengan berbalut coat tebal atau baju hangat lainnya dan tidak lupa syawl dan topi serta sepatu boot.
Di bulan - bulan berikutnya setelah membeli tiket maskapai yang murah di awal tapi ujung - ujungnya tetep bayar nambah budget juga untuk beli bagasi dan makanan on board itu, adalah waktu persiapan. Mulai dari menyiapkan itinerary perjalanan. Karena kami ingin flexible di waktu dan low budget jadi segala urusan kami tangani sendiri tanpai memakai travel agent. Repot? Ya lumayanlah. Apalagi semuanya maunya "terserah deh gw ngikut aja". haufftttt.....
Akhirnya sang suami ganteng penyelamatlah yang menyusun seluruh itinerary dengan berbekal googling dan spot - spot permintaan sang istri.
Sudah book hostel (kenapa memilih hostel akan dijelaskan dipostingan selanjutnya) dan bayar uang mukanya. Sudah siapkan itinerary, dan beberapa kali pertemuan akhirnya kami merasa 90% siap berangkat. Seminggu terakhir menjelang hari H keberangkatan suami dan saya terutama, sangat getol mencari money changer yang fair dalam penjualan mata uang asing terutama yang menyediakan mata uang Korea Won (KRW). Akhirnya berbekal uang beberapa juta rupaih yang sudah kami tukar dengan KRW dan USD, kami siap berangkat menuju Seoul.
Rutenya jadi seperti ini : Mataram - Jakarta, esoknya Jakarta - (transit) KL - Seoul
Kenapa ada jeda sehari? Karena sekalian pulang kampung sungkem sama orang tua biar ga dianggap kualat hihihi....
Janji bertemu dengan 3 teman lainnya di terminal 2 Cengkareng untuk keberangkatan internasional, akhirnya mimpi melihat lokasi syuting berbagai drama Korea semakin mendekati kenyataan.
Prosesi check-in hingga imigrasi lancar kami lewati, hingga tiba di KL pun tetap aman. Sampai keesokan paginya tepat pukul 09.00 kami tiba di Incheon. Bandara yang kata orang bagusnya kebangetan. Oke, saya sudah pernah lihat Terminal 3 Ultimate, Changi Airport, dan Suvarnabhumi. Incheon masih diatasnya hahhahaha....terbaiiikkk.....
Rasa exited dan juga nervous sulit kami deskripsikan dengan kata - kata, cukup dijelaskan melalui kegiatan berfoto - foto norak. Cekrek upload cekrek upload. Upload? weitsss...Upload berarti koneksi internet. Iyaps kami fakir WIFI dan Seoul selalu sedekah WIFI dimanapun kami berada. Ahahahhha..... gila WIFI dimana - mana, ngak perlu beli WIFI. Tapi memang ada blank spot juga sih di beberapa tempat seperti Subway/ Rail/ MRT nya. Nah itu kudu beli WIFI atau sim card. Tapi akhirnya kami memutuskan tidak beli keduanya.
Firsting first, urusan cap mengecap passport. Yeppp setelah penantian pengurusan Visa yang sedikit menimbulkan rasa ketar ketir bakal ditolak dan akhirnya diterima juga pengajuan visa itu, akhirnya bisa juga kita tunjukin di depan wajah petugas imigrasi yang dimana - mana ga pernah ramah. Ngerasa menang banget. Hahaha....
Tapi serunya, komputer di loket imigrasi itu sudah disetting sesuai kewarganegaraan si pendatang loh. Macam kita yang dari Indonesia, si komputer bisa banget pake Bahasa. Padahal udah pede pengen ngomong Annyonghaseyo, eh si komputer malah ngemeng Selamat pagi tseileeeeehhhh.....
Udah kelar urusan imigrasi dan bagasi, kita si jagoan neon berlima dimana saya wanita sendirian akhirnya berjalan menuju kereta kuda ke Surabaya jugijagijug (mulai ngelantur). Bukan deing, maksudnya mah naik kereta dari Incheon ke arah Hapjong daerah hostel yang udah kita book. Sebelumnya kita mampir dulu di minimarket GS25 dengan tujuan utamanya beli Banana Milk yang udah terkenal seantaro jagad perkoreaan dan tujuan sampingannya beli T- Money biar lancar kemana mana tinggal tap pake kartu elektronik yang isian saldonya bisa di top up di minimarket manapun. Canggih pisan lah.
| Banana Milk |
Untuk biaya transportasi 4 hari-an di Korea prediksi kami 30.000 KRW cukup. Beli kartu T- Moneynya dibanderol 4.000 KRW, jadi total 34.000 KRW untuk pembelian dan top up awal. Inilah modal awal kita naik kereta (subway) yang akan jadi kendaraan utama selama menjelajah Seoul.
Cerita akan dilanjutkan di postingan selanjutnya.
| My Husband and I |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar